Monday, January 25, 2016

Subhanallah.. Janda-Janda Penuh Pesona.. Mau?

Seorang laki-laki tidak boleh meremehkan wanita yang bersatus janda dan tidak boleh menganggap bahwa wanita yang perawan lebih mulia dibandingkan janda. Ini karena Allah tidak membedakan seseorang apakah mulia atau hina hanya karena status yang disandangnya.
Janda-Janda Penuh Pesona
Janda-Janda Penuh Pesona

Cobalah tengok janda-janda penuh pesona zaman dulu dimana Khadijah binti Khuwailid menjadi pelabuhan cinta pertama laki-laki yang paling mulia dan terbaik yaitu Rasulullah SAW. Saat itu Khadijah binti Khuwailid tengah menyandang status janda sebanyak dua kali. Akan tetapi apakah statusnya tersebut menjadikannya hina pada pandangan Islam?

Setelah akhirnya dinikahi oleh Rasulullah SAW yang menjadi Nabi dan Rasul sekaligus suami bagi Khadijah, Ia pun menjadi seorang wanita yang semakin mulia karena ketaatan dan juga dukungan terhadap sumai tercinta dalam menegakkan agama. Ia juga menjadi seorang wanita yang berkasih sayang terhadap anak-anaknya.

Ummu Khadijah menjadi salah satu dari dua orang istrinya yang melahirkan penerus perjuangan dakwah Nabi Muhammad. Bahkan dalam suatu riwayat, Siti Aisyah yang merupakan istri Nabi yang dinikahi Rasulullah dalam keadaan perawan pun merasa iri terhadap Ummu Khadijah karena kemuliaannya. Kini apakah kalian masih menganggap remeh status janda yang ada pada seorang wanita dan memandangnya sebagai sebuah hal yang hina?

Jika kisah Ummu Khadijah masih belum cukup untuk menyadarkan kita, cobalah tengok pribadi mengagumkan dari Saudah yang merupakan anak dari Zum’ah. Jika dilihat secara fisik, Ummu Saudah tak memiliki hal yang menarik seperti cantik dan bertubuh semampai. Bahkan yang terlihat darinya adalah tua dan gemuk dengan paras yang tidak cantik. Namun Rasulullah lebih memilihnya menjadi istri yang dinikahi setelah Ummu Khadijah meninggal.

Saudah binti Zum’ah merupakan wanita yang taat beribadah dan berkasih sayang terhadap suami beserta anak-anaknya. Karena ketaatannya pula ia rela memberikan jatah malamnya dengan Rasulullah kepada Aisyah binti Abu Bakar. Kini di kehidupan saat ini, adakah wanita yang rela berbagi suami dan lebih memilih menyibukkan diri dengan beribadah kepada Allah?

Tak salah jika Ummu Saudah menjadi salah satu janda dengan sejuta pesona. Terlebih lagi dengan ungkapannya yang berharap untuk hanya ingin dibangkitkan di akherat sebagai istri Rasulullah SAW. Dengan perkataan tersebut, Rasul mempertahankan wanita agung tersebut hingga akhir ajalnya.

Masih belum cukup? Tengoklah Hafshah binti Umar bin Khaththab. Ia merupakan janda muda yang dinikahi oleh Rasulullah dan memiliki julukan Shawwamah dan Qawwamah. Apa artinya dua kata tersebut? Tidak lain bahwa Hafshah merupakan istri Rasul yang ahli shaum sunnah dan ahli shalat malam.

Kini apakah kalian masih berani menghina seorang wanita hanya karena statusnya yang janda? Sementara Allah sendiri telah memuliakannya karena kualitas ibadah dan keimanannya.

Janda ataupun perawan hanya sebuah status dalam pandangan manusia dan yang Allah pandang dari manusia baik itu laki-laki maupun perempuan hanyalah dari segi ketakwaannya saja, bukan karena statusnya di dunia.
sumber

No comments:

Post a Comment