Berbagi Kabar - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penurunan ekspor Indonesia pada Januari 2016 sebesar 11,88 persen menjadi USD 10,50 miliar dibanding ekspor Desember 2015. Penurunan ini paling tinggi di sektor bahan bakar mineral sebesar 23,92 persen. Meski terjadi penurunan, BPS menemukan adanya peningkatan ekspor produk-produk pertanian seperti kopi. Selain itu, produk perikanan juga mengalami peningkatan di Januari 2016. Tak hanya kopi, produk-produk kerajinan tangan dan komoditas asal Indonesia juga merambah pasar dunia. Produk Indonesia rupanya banyak diminati di pasar dunia. Hal ini terbukti setiap tahunnya konsumen luar negeri selalu bertambah. "Sebenarnya kami tiap tahun datangkan buyer dari luar negeri dan tiap tahun bertambah," ujar Komite International Trade Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Fachry Thalib beberapa waktu lalu. Fachry menegaskan, mayoritas konsumen asal Eropa Timur merasa puas usai membeli produk Indonesia. Hal itu membuat pembeli asal luar negeri Trade Expo Indonesia tiap tahunnya terus bertambah. "Buyer dari Eropa Timur merasa produk Indonesia jauh lebih baik daripada produk Tiongkok," tegasnya. Beberapa produk Indonesia yang diburu masyarakat luar bahkan ada yang dipandang sebelah mata di dalam negeri sendiri. Produk tersebut dicemooh namun sekarang mampu menarik perhatian negara luar.
Berikut 5 produk Indonesia jadi primadona masyarakat dunia yang dirangkum:
1. Produk spa asal Bali
Beragam produk spa belakangan menjadi salah satu industri penggerak perekonomian warga di Bali. Ternyata, produk spa tersebut diminati masyarakat Australia dan Malaysia. "Produk spa semacam scrub, lulur, sabun, masker dan massage oil, banyak dipesan secara rutin pembeli dari Malaysia dan Australia. Sesekali ada juga pembeli dari Jepang yang datang langsung ke Pulau Dewata untuk belanja produk spa," kata pelaku usaha produk spa, Ni Wayan Djani seperti ditulis Antara Denpasar, Senin (15/2). Besarnya minat pembeli dari negeri jiran, lanjut dia, menunjukkan apresiasi dan kepercayaan masyarakat mancanegara terhadap produk spa yang dibuat di Bali. Djani menyatakan, usaha yang telah dirilis dari 1993 ini awalnya banyak yang dicemooh dan mengatakan bahwa produk yang dibuatnya merupakan barang dagangan "balian" atau dukun.
2. Produk cokelat Indonesia
Produk cokelat Indonesia diminati pengusaha di Austria dalam acara Indonesian Chocolate Tasting yang digelar KBRI/PTRI Wina guna mempromosikan produk Tanah Air kepada kalangan industri. Acara ini berlangsung di Hotel Grand Sacher, Wina. "Indonesian Chocolate Tasting bertujuan mempromosikan keunggulan kualitas cokelat Indonesia serta produk olahannya kepada kalangan industri dalam upaya mendorong peningkatan perdagangan Indonesia-Austria," ucap Minister Counsellor KBRI/PTRI Wina, Dody Kusumonegoro seperti ditulis Antara London, Jumat (12/2). Acara ini dihadiri Serlly Tedjoprawiro yang merupakan pemilik Teja Sekawan Cocoa Industries, perusahaan pengekspor produk olahan biji kakao berbasis di Surabaya. Selain itu, hadir pula Tissa Aunilla merupakan pemilik Pipiltin Cocoa, produsen cokelat sekaligus pemilik toko Pipiltin Cocoa yang berbasis di Jakarta.
3. Biji pala asal Sulawesi Utara
Spanyol makin meminati komoditas unggulan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) yaitu biji pala. Hal ini terlihat dari tingginya permintaan biji pala dari negara tersebut. "Di awal 2016 telah diekspor biji pala sebanyak 14 ton ke Spanyol dan mampu menghasilkan devisa bagi negara sebesar USD 135.500," kata Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulut, T Hasudungan Siregar seperti ditulis Antara Manado, Rabu (10/2). Hasudungan mengatakan, biji pala asal Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) memiliki kualitas produk yang cukup tinggi sehingga sangat diminati pasar luar negeri. "Selain pasar Eropa, Amerika, Asia dan Afrika sering membeli biji pala asal Sulut," jelasnya.
4. Sepatu kulit biawak
Bali mencatatkan nilai ekspor kerajinan dari bahan baku kulit mencapai USD 1,11 juta selama bulan Oktober 2015. Angka ini meningkat 4,82 persen dibanding bulan sebelumnya (September 2015) yang tercatat hanya USD 1,06 juta. Pengapalan mata dagangan dari bahan baku kulit mempunyai andil 2,28 persen dari total ekspor Bali sebesar USD 48,64 juta selama bulan Oktober 2015, meningkat 21,49 persen dibanding bulan sebelumnya yang hanya USD 40,03 juta. Hasil kerajinan kulit yang menembus pasaran luar negeri itu antara lain berupa sepatu, sandal untuk pria dan wanita yang dibuat dengan desain yang unik dan menarik. Selain itu juga aneka jenis tas untuk pria dan wanita dari semua golongan umur, ikat pinggang dan jaket.
5. Topi asal Bandung
Bermodalkan semangat pantang menyerah, kini Asep Andian (34) telah sukses menjadi produsen topi dari Kabupaten Bandung yang dipasarkan sampai ke luar negeri. Bahkan omzet yang dia hasilkan setiap bulannya dari membuat dan menjual topi kini, bisa mencapai miliaran rupiah. Warga asli Kabupaten Bandung ini memulai bisnisnya sejak tahun 2008 di kawasan Kecamatan Cigondewah. Berawal dari sang bapak yang membuat topi pesanan orang lain. Asep pun memiliki banyak ide cemerlang untuk mengembangkan bisnis tersebut.[Berbagi Kabar]
Sumber: Merdeka.Com
No comments:
Post a Comment