Thursday, February 18, 2016

Miris! Anak SD Berani Bentak Polisi Gara-gara Kena Tilang, Siapa yang Salah?

Razia kendaraan bermotor merupakan salah satu tindakan kepolisian untuk menertibkan para pengendara bermotor. Upaya tersebut dilakukan pihak polisi, agar pengendara lebih aman dan selamat saat berkendara.

Namun apabila ada yang melanggar peraturan lalu lintas yang telah diumumkan, maka orang tersebut akan mendapat sanksi berupa denda. Biasanya polisi melakukan razia di tengah jalan dengan target atau sasaran yang berbeda.

Kali ini Satlantas Polres Tarakan menggelar razia di Jalan Juata Korpri, pada hari Kamis 11 Februari kemarin. Menurut Kasat Lantas Polres Tarakan AKP Chindi Helyadi target razia yang dilakukan kali ini adalah pelajar berkendara.



Razia tersebut digelar dengan tujuan para pelajar yang masih dibawah umur atau yang masih belum memiliki sim tidak lagi berkendara di tengah jalan. Karena hal ini akan membahayakan keselamatan pengendara itu sendiri, dan juga akan memberikan efek jera bagi pelanggarnya.

Bagi pelajar yang belum memiliki SIM, STNK, serta kelengkapan lainnya maka akan dikenakan sanksi tilang. Mengingat banyaknya pengendara dan kemacetan di jalan, banyak sekali dijumpai para pelajar yang mengendarai sepeda bernotor. Bahkan anak SD pun membawa motor sendiri ke sekolah tanpa didampingi oleh orang tua

Saat melakukan razia, salah satu petugas polisi mendapati pelajar yang masih tingkat SD membawa kendaraan bermotor. Siswa tersebut terpaksa harus dihentikan karena kedapatan tidak memakai helm, selain itu siswa tersebut  tidak membawa kelengkapan surat.

Ironisnya, saat dihentikan oleh polisi siswa yang bernama Sukma ini nekat menerobos dan akhirnya petugas polisi menghentikannya secara paksa. “Saat dihentikan petugas, siswi SD nekat hendak menerobos anggota kepolisian, saat dihentikan anak SD tersebut sempat menangis dan membentak polisi,” ujar Kasat Lantas Polres Tarakan AKP Chindi Helyadi.

Akan tetapi, siswa ini sempat menangis bahkan sampai membentak polisi karena tidak ingin ditilang dan ingin segera berangkat ke sekolah agar tidak terlambat. “Dia mengatakan kenapa juga ditahan-tahan mau pergi sekolah,” kata siswa tersebut.

Nah, jika sudah seperti ini siapa yang bisa disalahkan? Tentunya orangtua sebagai teladan bagi anak haruslah lebih bijak dan tak membiarkan anak belum cukup umur untuk membawa kendaraan bermotor sendiri, apalagi tidak memakai helm dan jaket. Jika terjadi apa-apa di jalan, siapa yang mau disalahkan? Semoga kejadian ini dapat menjadi pelajaran bagi para orangtua dan semua anak yang belum cukup umur agar tidak berkendara sendiri tanpa dampingan orang dewasa.

Sumber : jpnn

No comments:

Post a Comment